Setiap komunitas memiliki sumber dan peluang modal sosial yang dapat diambil dan dimanfaatkan oleh para anggotanya. Komunitas atau komunitas adalah modal sosial potensial dimana komunitas atau masyarakat memberikan kesadaran dan batasan kepada warganya, termasuk pemenuhan kebutuhan dan kepentingan bersama. Komunitas biasanya mengacu pada sekelompok orang di wilayah geografis tertentu yang berinteraksi dalam institusi bersama dan merasa saling ketergantungan dan memiliki (William Outwhwite, 136: 2008). Sebuah komunitas tidak terikat oleh struktur, tetapi oleh keadaan pikiran, kesadaran atau rasa solidaritas.
1. Modal Sosial sebagai Keterlibatan Sosial
Modal sosial yang terlibat memiliki karakteristik dasar tersendiri, yaitu bahwa baik kelompok maupun anggota kelompok lebih ke dalam (inward-looking) daripada melihat ke luar dalam hal ide, hubungan dan perhatian. Tipe masyarakat atau individu dalam kelompok tersebut biasanya homogen, misalnya semua anggota kelompok berasal dari suku atau kesatuan suku (etika) yang sama. Mereka cenderung konservatif dan lebih mengutamakan solidaritas daripada masalah yang lebih konkrit dalam rangka membangun diri dan kelompoknya sesuai dengan nilai dan norma masyarakat yang lebih terbuka. Dalam sosiologi oleh
Durkheim di kenal dengan solidaritas yang
bersifat mekanik, dimana anggota/individu
diikat oleh ikatan moral, rasa taggungjawab
karena ada kesamaan termasuk kesamaan
suku, agama, tempat tinggal (asal daerah).
Bonding sosial captal dikenal pula sebagai
ciri sacred society dimana dogma tertentu
mendominasi dan mempertahankan struktur
masyarakat yang totalitarian, hierarchical dan
tertutup. Pola interaksi sehari-hari selalu
dituntun oleh nilai-nilai dan norma yang
menguntungkan level khirarkhi tertentu dan
feudal.Kekuatan modal sosial pada bonding ini
hanya terbatas pada dimensi kohesifitas
kelompok. Kohesifitas yang tinggi pada
kelompok bonding ini mengarahkan ada
tingginya semangat fanatisme, cenderung
tertutup, namun individu merasa nilai
kolektifitas sangat tinggi melebih nilai individu.
Setiap individu dapat memnafaatkan potensi
bonding ini dalam memperoleh dukungan dan
reference dalam berbagai aktitivitas sosial.
Setiap individu yang merasa sesuku, seagama,
seasal atau identitas yang sama memiliki rasa
kewajiban moral yang tinggi untuk saling
membantu, menolong bahkan saling memberi
dan menerima.
2. Modal Sosial Sebagai Bridging Sosial
Salah satu kekuatan dan energy modal sosial adalah kemampuan menjembatani atau menyambung relasi-relasi antar individu dan kelompok yang berbeda identitas asal. Kekeuatan ini didasarkan pula pada kepercayaan dan norma yang ada dan sudah terbangun selama ini. Kemampuan bonding ini membuka peluang informasi keluar, sehingga potensi dan peluang eksternal dari suatu komunitas dapat diakses. Modal sosial bonding tersebut untuk kontribusi individu dan komunitas dapat membuka peluang awal untuk mengakses potensi modal lainnya, juga dapat memperkuat serta mengembangkan relasirelasi antar kelompok yang lain.Menurut Kearns bahwa relasi-relasi sosial antar kelompok berbeda identitas asal yang cenderung memperkuat ikatan di antara kelompok kelompok yang berbeda identitas asal tersebut, disebut bridging social capital.
3. Modal Sosial Sebagai Lingking Sosial.
Pengembangan komunitas membutuhkan peluang dan sumber daya yang berbeda baik secara internal maupun eksternal. Modal sosial, terutama jaringan dan relasi, merupakan potensi yang dapat bersinergi dan mengungkap peluang dan modal lainnya. Potensi jaringan dan modal relasional merupakan pusat dinamika pengembangan komunitas. Jaringan dan relasi tidak hanya terbatas pada yang bersifat horizontal, tapi juga yang bersifat vertical khirarkhis, oleh karena itu semua bentuk jaringan dan relasi menjadi penting untuk diperluas sebagai upaya dinamis bagi komunitas dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Daftar Pustaka
Outhwaite, William, 2008. Pemikiran Sosial Modern (Ensiklopedi), Kecana Prenada Media Groupc.
2. Modal Sosial Sebagai Bridging Sosial
Salah satu kekuatan dan energy modal sosial adalah kemampuan menjembatani atau menyambung relasi-relasi antar individu dan kelompok yang berbeda identitas asal. Kekeuatan ini didasarkan pula pada kepercayaan dan norma yang ada dan sudah terbangun selama ini. Kemampuan bonding ini membuka peluang informasi keluar, sehingga potensi dan peluang eksternal dari suatu komunitas dapat diakses. Modal sosial bonding tersebut untuk kontribusi individu dan komunitas dapat membuka peluang awal untuk mengakses potensi modal lainnya, juga dapat memperkuat serta mengembangkan relasirelasi antar kelompok yang lain.Menurut Kearns bahwa relasi-relasi sosial antar kelompok berbeda identitas asal yang cenderung memperkuat ikatan di antara kelompok kelompok yang berbeda identitas asal tersebut, disebut bridging social capital.
3. Modal Sosial Sebagai Lingking Sosial.
Pengembangan komunitas membutuhkan peluang dan sumber daya yang berbeda baik secara internal maupun eksternal. Modal sosial, terutama jaringan dan relasi, merupakan potensi yang dapat bersinergi dan mengungkap peluang dan modal lainnya. Potensi jaringan dan modal relasional merupakan pusat dinamika pengembangan komunitas. Jaringan dan relasi tidak hanya terbatas pada yang bersifat horizontal, tapi juga yang bersifat vertical khirarkhis, oleh karena itu semua bentuk jaringan dan relasi menjadi penting untuk diperluas sebagai upaya dinamis bagi komunitas dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Daftar Pustaka
Outhwaite, William, 2008. Pemikiran Sosial Modern (Ensiklopedi), Kecana Prenada Media Groupc.
Keren prety
BalasHapusSipaling aktif🤭
BalasHapusMantap
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikel ini berguna bgtttt, apalagi dalam mengembangan diri didalam komunitaaas. 100% deh buat yang buat blog🤍
BalasHapusMantap kak pretty.👍✊
BalasHapusSangat informatif
BalasHapusSangatta mantappp
BalasHapusSangat membantu blog ini
BalasHapusBagus sekali. Membahas dari sudut yang lain tentang komunitas sehingga menambah wawasan untuk teman teman yang lain.
BalasHapus